liburan gratis

liburan gratis

Wednesday, March 13, 2013

Petualangan Ke Pasar Prembaen Semarang

Selasa ini hari libur nasional karena ada perayaan hari raya Nyepi bagi umat Hindu. Di Indonesia memang banyak sekali libur nasional untuk berbagai perayaan keagamaan, bahkan untuk tahun baru pun ada 3 tahun baru libur nasional.
Nah... berhubung libur dan pada weekend nanti akan ada peringatan 100 hari Oom di Magetan, Tante Andik (adik Mama) berniat belanja hari Selasa ini. Dan hasil komporan dari teman-teman sekantornya tentang Pasar Prembaen di daerah Depok Semarang, yang semula kami berencana untuk belanja ke Pasar Gang Baru langganan tetap kami, maka Tante Andik dengan pede bin yakin merubah kebiasaan dengan rencana belanja ke Pasar Prembaen.

Malam sebelumnya beliau sudah berisik mondar mandir masuk ke kamarku untuk mengingatkan "besok jangan kesiangan lho pokoknya jam 6 pagi berangkat" dan akupun menjawab dengan berbagai macam versi biar ga monoton sih...abisnya bolak balik juga kalimatnya sama :D jawabanku dari berupa anggukan kepala, ya, hmm, iya, apalagi ya hihi...sampai lupa.

Paginya jam 05.30 aku sudah mengecek keadaan rumah dimanakah penghuninya, apakah kembali tidur setelah subuh atau melakukan aktifitas pagi. Dan kutemukan Tante masih melungker bak kucing tidur, aku berusaha membangunkan dan bilang, jadi ga ini hampir jam 6...cuma dijawab ya...
Yah... akupun kembali ke kamar dan mendengarkan lagu menggunakan headset cukup lama hingga jam 7.30 pagi Tante menghampiriku dan ribut mengajak belanja, nasib jadi supri (supir pribadi). Akupun protes janjiannya jam berapa yaaa...dan hanya dijawab "lha dingin kok enak tidur" *gubrak...

Akhirnya kamipun sampai di Prembaen, matahari cukup menyengat dan mataku sangat sensitif terhadap sinar, maka akupun ga melepas sunglasses sama sekali :D
Berasa aneh juga di pasar tradisional pakai sunglasses, tapi cuek aja lah...daripada nantinya aku harus sibuk mencari tetes mata yang harganya lumayan juga.
Sayur mayur, ikan, jajanan tampak menarik sih hampir seperti di Pasar Gang Baru. Cukup capek juga berjalan, menunggu antrian, menunggu Tante menawar, memilih, dan pastinya harus menunggu kupas udang dan rajang cabe merah. Untungnya bisa ditinggal belanja yang lain dulu.

Paling lama waktu belanja di penjual sayuran, Tante membeli 16 kg kentang dan lainnya di satu tempat, sempat menawar dari 9000 per kilo sampai akhirnya dapat 7500 per kilo, sedangkan aku memperhatikan orang lain yang belanja setelah tawar menawar itu semua kena harga 9000 per kilo...wow labanya lumayan juga ya... Disitu aku sudah curiga terhadap harga-harga pasar Prembaen :D
Setelah belanja sayur, aku dan mba2 anak penjual sayur mengangkut belanjaan ke mobil, dan Tante mau mengambil udang dan cabe rajang.
Aku sempat menunggu lama di mobil, Tante ga balik-balik juga. Aku putuskan untuk menyusulnya kembali karena aku sudah mulai pusing kepanasan, maklum aku anemia akut :D dan pagi pun belum sempat sarapan.

Kutemukan tante sedang mengambil pesanannya di penjual cabe. Ada yang kocak waktu tadi membeli cabe, ternyata ibu penjual cabe itu pendengarannya kurang bagus. Tante sempat stress juga :D
Ini cuplikan sedikit percakapan Tante dan Ibu cabe,

Tante : pinten lombok e ? (berapa cabenya ?)
Ibu cabe : loro seprapat (dua seperempat / 22500)
Tante : tigang kilo wonten nggih (tiga kilo ada ya ? )
Ibu cabe : telung ewu oleh opo mba sekilone loro seprapat kok (tiga ribu dapat apa mba, sekilonya 22500 kok)
Tante : tigang kilo (sambil teriak)
Ibu cabe : ora iso nek telung ewu (ga bisa kalo tiga ribu)
Tante : aduh budeg...stress (aku mulai menahan biar ga ngakak)
Tante : tigang kilo (teriak super keras)
Ibu cabe : oh ono iki mba nang ngisor, tak rajange sik (oh ada ini mba, saya iriskan dulu)
Tante : %#@^* sambil bayar trus bilang kulo tilar riyin (saya tinggal dulu)

Yang tadinya tante mau menawar jadi males gara-gara Ibu cabe pendengarannya begitu, bisa tambah stress kan :D

Akhirnya Tante dan aku berjalan balik ke parkiran sambil curhat, wah lemes duitnya kurang, masa hati sapi harganya naik sih, jadi dapat 3 kg aja. Ke ATM dulu ya terus ke Pasar Bulu kios daging yang langsung dari pemotongan hewan kabluk...aku cuma menjawab iya.
Di pasar Bulu aku hanya menunggu di dalam mobil karena parkiran ga terlalu jauh dari kios daging langganan. Sekitar 15 menitan Tante sudah kembali sambil mengomel :D
Di kios daging langganan, hati sapi per kg hanya Rp. 58.000,- dan itu fresh baru datang dari RPH Kabluk. Sedangkan waktu di Prembaen, si penjual kasih harga awal Rp. 80.000,- per kg dan ditawar oleh Tante hingga mentok di harga Rp. 68.000,- sungguh jauh selisihnya.

Sampai di rumah, Tante sms kakaknya (Tante yang di Yogya), ternyata harga-harganya semua kemahalan. Padahal hal tersebut ga pernah terjadi waktu belanja di Pasar Gang Baru.
Aku pun bilang, kenapa juga harus kena kompor teman-teman kalau memang di Gang Baru lebih bagus dan lengkap juga pedagangnya ga gila-gilaan ambil untungnya :D
Tante bilang malas ke Prembaen lagi mending Gang Baru jaraknya pun sama saja dari rumah.
Tapi kupikir semuanya ga ada yang sia-sia kok, kami kan jadi ada pengalaman dan mengetahui bagaimana di Prembaen, setidaknya bisa jadi bahan referensi bagi teman-teman Tante yang sering belanja di Prembaen, supaya lebih berhati-hati dalam berbelanja, biar ga kena harga mahal :D

1 comments: